Oleh: Muhammad Tasrif
(Sekretaris Jenderal DPP IPPMIMM Makassar Periode 2017-2018)
Dari sabang sampai merauke
dari miangas sampai pulau rute adalah batas garuda terbang yang tak di ketahui
keberadaanya, apakah dia di sembunyikan oleh warga negara asing, yang sedang berburu di negara indonesia, ataukah di sembunyikan ,ataupun
mungkin di tembak kemudian tak sadarkan diri atau bahkan mati di tangan rakyat
pribumi indonesia sendiri.
Burung garuda (Pancasila) yang
gagah perkasa yang selalu membuat orang menjadi semangat di kala melihat dan
mendengar suara-suara teriakan garuda di atas langit, bahkan mulai sejak
pertama proklamasi di
kumandangkan pertanda kemerdekaan republik indonesia tahun 1945 sudah tercapai
sampai detik ini garuda (pancasila) sebagai ideologi negara masih mempunyai
mimpi serta harapan yang dinanti bagi bangsa indonesia, ataukah mungkin tinggal
kenangan dan impian yang semakin jauh tertinggal.
Mungkin saja Burung garuda
dahulu, berbeda
dengan burung garuda sekarang, yang dalam keseharianya tidak di anggap ada dan
tak di perhatikan pola makan serta kebebasanya. selalu di tekan keberadaanya, disalahgunakan,
bahkan suara-suara maupun gambar garuda lagi tak begitu tampak lagi di wilayah
ibu pertiwi, seakan
hanya sebuah hiasan di antara dua (2) pejabat tinggi negara/ruang-ruang
pemerintahan, diakan di lepas dan di lihat keberadaanya di saat acara-acara
se-cemonial negara bangsa indonesia.
Burung garuda di jinakkan
oleh kaum pribumi yang berjiwa berhala materialis pragmatis negatif, yang selalu memikirkan individualismenya sendri, tanpa
melihat orang yang di sekitarnya yang masih tak tahu makan apa esok harinya,
badan yang selalu sakit-sakitan.
Kebanyakan para pengendali
ideologi negara seakan mencari cela-cela keadilan dan cara untuk tidak
melaksanakan apa seharusnya sebagai kemakmuran rakyat kemiskinan,pendidikan,maupun
ekonomi yang
seharusnya negara melindungi akan tetapi pada kenyataanya yang tidak pro
terhadap rakyat sebagai warga negara bangsa indonesia.
Hati nurani sebagai landasan
keprimanusiaan tidak di gunakan sebagai salah satu cara mendekatkan diri kepada
hati dan perasaan warga indonesia yang mempunyai hak untuk memiliki
perlindungan dari negara.
Garuda, Semoga Baik-Baik Saja.!!!
0 Response to "'GARUDA MATI SURI?'"
Posting Komentar