Dipenghujung Senja, Oleh: Fakli.A

IPPMIMMNews.com - Sosok kumal berjalan tertatih tanpa daya,  wajah pucatnya jatuh tak berarti. Mengais serpihan harapan yg berserakan di tepi jalan "meniti memanglah manis mesti terkadang pahit tak bisa dielakkan" engkau yang dulu bergairah kini semangatmu tak lagi sama seperti biasanya, harapanmu kini tersimpul di pintu rumah peraduanmu"
Sebatang rokok ditangan masih juga utuh tak sanggup dijamah oleh korek gas pemantik api yg membakar ujung tembakau berbalut kertas putih yg lembab
hembusan angin malam dalam sunyi yg lembayun, meringkik diatas selasar teras peradaban.  Pena masih ditangan kawan siap menorehkan kisah para pelaku peradaban yg redup, sebelum lelehan lilin mengubur nyala cahaya kegelapan. Goreskanlah dengan segenap cinta dan pengharapan, pokuslah pada detil-demi detail torehan kata yg teruntai oleh jari jemarimu yg dingin. Hmmm.. Hha..a..a...Kawan, emosimu menaklukkanmu!
Gelap telah menyebar dan engkau tak lagi berdaya.
Mentari menciut di tepi laut yg dalam cahayanya memendar keseluruh penjuru semesta, engkau tak lagi menohak seperti biasanya perawakanmu kusut dan layu wajah kumal serampangan tak berpengharapan. Ada apa kawan?  Apakah engkau takut dengan cahaya
Ataukah engkau taklagi berselera menapaki kehidupan para cendekia. Tidak kah kau lihat tiga ombak yg menggulung beriringan itu?  Disana ada kemerdekaan para aktivis muda!! ataukah engkau ragu menerjang ombak yg gagah perkasa itu?  Bukankah engkau ingin seperti  pelaut tangguh layaknya nenek moyangmu dulu. Lihatlah kawan disana Layarmu belum lagi sobek mengapa engkau mengingkari bait cerita atas ikrarmu, engkau belum juga melangkah sedikitpun  nyalimu sudah  ditenggelamkan kenyataan yg samar. Engkau benar benar telah patah, rupanya kafein membius kantukmu semalaman nampak tepi matamu yang hitam nan pucat.
Berbaringlah kawan lupakanlah sejenak belenggu riuh kota yg membelenggu fikiranmu, lepaskan beban wajah kumal itu yg membelenggu jiwamu, hapuslah untuk sejenak wajah-wajah hantu dunia yg menghisap darah rakyat sehingga engakau taklagi terpasung dalam derita mu. Aku mengerti kawan... Tapi ingat sebentar lagi senja akan datang menyapa aku takut saat itu engkau akan benar benar akan lupa untuk bangkit,  nyenyak dalam kenyamanan karena yakin saat iti engkau akan benar benar tidur.
Aku tak ingin seperti itu kawan
Kutahu bahwa jiwamu sedang meronta
Engakau bagai berteriak di puncak gunung yg sunyi, menangis dalam hujan yg deras dan sungguh itu sia sia kawan.
Bersamar samarlah kawan, biarkan jiwamu mengalir bersama ritme alam sampai engkau melek
Kuharapkan semua akan berubah
Sampai tiba diujung senja
Karena kalau tidak maka
Kisah hanya akan menjadi cerita tanpa makna.

Penulis: Fakly Anrawansyah (DPK IPPMIMM Banggae)

0 Response to "Dipenghujung Senja, Oleh: Fakli.A"

Posting Komentar